Photo by Bruder Piter Sii |
Akhir-akhir ini,
Goreti merasa resah dengan kehidupannya. Ia merasa ada yang salah dengan
dirinya. Ia mulai mempertanyakan tentang eksistensi dirinya. Sederet pertanyaan
menggerogoti otaknya…menuntut jawaban akan keresahannya. Dari semua pertanyaan
itu, pertanyaan yang paling mendasar adalah, “Mengapa aku tidak sepopuler Clara?”
Pertanyaan itu
bukan tanpa alasan…., Clara itu cantik tapi Goreti juga tidak jelak. Namun banyak
pria lebih tertarik pada Clara daripada dirinya. Akhir-akhir ini Goreti banyak
menghabis waktunya bersama Clara. Mereka teman sekelas tetapi tidak bersahabat.
Gara-gara tugas Pak Mahmud, mereka harus selalu bersama selama satu semester…
baru saja sebulan bersama, Goreti merasa banyak hal yang salah dengan dirinya....
Misalnya saja,
soal meng-upload foto, walau Cuma selfie, foto Clara selalu
di-like lebih dari 300 dan setengah
dari mereka memberi emoticon love. Sedangkan
kalau dirinya yang meng-upload foto…..,
syukur-syukur kalau yang like lebih
dari sepuluh orang, yang beri emoticon love cuma satu, sudah pasti, tanpa harus
dilihat, dia pasti Greg. Ahhhhhhhhhhh
belum lagi bunyi komentar yang jauh berbeda…kalau di foto Clara, “Aduhhhh
cantik buangettttt asli…”, “Simple tapi wowwww”, “Bidadari yang nyata”, “yang
punya…. beruntung sekali.” Sedangkan pada fotonya, yang mengomentari…sudah
pasti, Greg dengan kalimat yang selalu sama “Pacaran
yuk…”, berikutnya si Andini atau Santi sahabatnya “Sebentar kerja tugas ya…”, “Cie2
baju baru..” atau taman-teman kelas lainnya dengan komentar standar lainnya.
Hehhhhhhhhhhhhhhmmm
Goreti menghela nafasnya sambil logout dari
facebook-nya. Ia merapikan buku ke
dalam tasnya, “Haiii ke perpus yukkkkk” ajak Clara. Goreti mengikutinya dengan
senyum simpul. Sungguh Clara itu ramah, ia seharusnya bisa seramah
Clara..tetapi ia gadis yang canggung..
Beberapa orang
menegur mereka di perjalanan menuju perpustakaan, lebih tepatnya menegur Clara,
ia hanya ikut tersenyum saja. Sebentar-sebentar, mereka berhenti karena Clara
harus ngobrol singkat dengan beberapa orang yang menyapanya. Saat di
perpustakaan Clara terus meminta maaf
pada Goreti untuk ganggguan-gangguan kecil karena orang menyapanya. Sumpah!!! Sumpah!!!! Goreti tidak merasa iri.
Kalau ia iri, maka ia akan membenci Clara…yang ia rasakan bukan rasa benci, hanya….hanya………… mengapa ia tidak seperti Clara,
itu saja. Mereka lalu pulang dengan
tulisan tidak lebih dari setengah halaman.
Sekali dalam dua
minggu mereka selalu besama. Beberapa bulan telah berlalu, entah mengapa selalu
ada rasa canggung yang tak dapat
dijelaskan. “Bib…bib…bib” HP Goreti berbunyi, ia
membuka..ada pesan Clara “Gor…saya lagi sakit, hari ini kamu saja ya..yang
kerja tugasnya.” Goreti bernafas lega, ia lebih suka sendiri daripada bersama
Clara. Orang-orang akan selalu mengganggu. Sekali lagi ia membaca pesan itu,
hemmmmmm bagimana juga dia bisa sepopuler Clara, namanya saja …benar-benar
tidak asik, “GOR GOR….” Teman-temannya suka sekali memanggilnya begitu. Kenapa
juga, ia bernama Goreti, mungkin kalau namanya Angela, Marieta, Rossa, akan lebih
lebih berdampak pada aura feminim yang kuat. Ahhhhhh sudahlah…batinnya.. karena HP masih ditangannya, iseng Goreti
membuka facebook-nya.. Status Clara muncul di timeline teratas,”Lagi
sakit, lonely…” yang like 400 yang mengomentari sudah lebih
dari 80 orang. Goreti lalu meletakan HP-nya. Ia kembali pada halaman buku cetak
yang terpampang di depan matanya, di sana tertulis “kalau saya sakit, yang like berapa ya….”
****
Hari ini Goreti dan Clara bertemu di rumah
Clara. Mereka kembali mengerjakan tugas yang diberikan. Clara masih tampak
pucat. Mereka berdiskusi dengan serius tentang penelitian yang telah mereka
kerjakan.
“Kamu pasti kelelahan, karena banyak yang datang menjengukmu” Goreti memulai percakapan di sela-sela
diskusi serius.
“Kamu orang
pertama yang menjengukku..” senyum Clara, “Kalau kerja tugas bisa diartikan
menjenguk”
“Masa sihhhh…. Temanmu
kan banyak”
“Iya.. mereka banyak.. senyumnya datar”
“Tapi menurutku….
mereka menyukaimu”
“Apakah kamu melihatnya begitu?” tawa Clara. Goreti sedikit canggung dengan percakapan yang
pribadi itu. Tetapi rasa penasaran membuatnya bertahan pada zona percakapan
tidak nyaman itu..
“Aku iri padamu”
tiba-tiba Clara bersuara lagi
“Ehmmmm” Goreti mendongakan
kepala, ia terkejut.
“Kamu punya
Andini, Santi yang selalu bersamamu” Clara tersenyum tak acuh.
“Kamu juga punya….…..punya…..”
Goreti terdiam, ia tidak bisa melanjutkan. Ia tidak tahu Clara bersama siapa? Clara
memang tidak benar-benar bersama seseorang, setiap hari ia berjalan dengan
banyak orang, orang yang berbeda-beda…. Ia
tidak punya seseorang, seperti Andini atau Santi.
“Kamu juga punya
Greg….”
“Greg…hemmm,
Greg bukan pacarku, lagian dia pria yang sangat biasa… tidak seperti banyak pria
yang tertarik padamu, mereka sangat populer” jawab Goreti.
“Tetapi tidak
ada satupun yang setia mengejarku
bertahun-tahun seperti Greg padamu”
*****
Hari ini, proyek satu semester
berakhir. Andini meng-upload foto
saat ia mempresentasikan tugasnya bersama Clara. Sudah sejam sejak di-Upload yang like cuma empat, Greg, Andini, Santi, dan Clara. Kolom komentar pertama
sudah pasti “Pacaran yukk”…. Goreti tersenyum, Ahhhhhhhh ia sungguh tidak
populer.
Pada timeline, foto yang sama di-upload Clara, yang like sudah
300-an.. pada kolom komentar yang pertama tertulis, “Wowwww….you
are beautiful”.